Mejuah juah . .
Kali ini kita, baca kembali Sedikit catatan tentang Tokoh Perang Karo, atau di sebut juga Perang Songgal, atau Perang Tanduk Benua (1872-1895), bagaimana Hubungan Senembah dengan Tokoh-Tokoh dalam Perang Karo tersebut.
. . . . . .Dimasa pemerintahan Ranjuna Barus hubungan antara Senembah dengan Sunggal terbina cukup baik. Kedua Kerajaan ini memiliki karakter yang sama yakni sama-sama keras dan anti Kolonial.
Kedua Kerajaan ini pula selalu bahu membahu melawan Siak yang kembali datang dan menaklukkan Deli. Atas kerjasama yang kuat itupula sehingga Siak tetap tidak dapat menundukkan keduanya dan menjadi lawan yang terus menerus mengganggu keberadaannya di Deli.
Atas hubungan itu pula sehingga timbullah niat antara Ranjuna Barus dan Undan Surbakti untuk menjalin hubungan kekeluargaan dengan menikahkan Amar Laut Surbakti dengan Nurkasaf Br Barus.
Dari pernikahan ini pula kemudian terlahir pejuang gagah berani yang paling ditakuti Belanda yakni Datuk Muhammad Kecil atau Datuk Madini Surbakti tokoh utama dalam Perang Karo atau Perang Sunggal atau Perang Tanduk Banua.
Ranjuna memiliki 5 orang anak yang terdiri dari 2 laki-laki dan 3 perempuan. Anaknya yang laki-laki bernama Kamaluddin Barus dan Sutan Saidi Barus sementara anaknya yang perempuan bernama Nurkasap Br Barus yang menikah dengan Amar Laut Surbakti, Datuk Urung Sunggal.
Nurati Br Barus yang kawin dengan Datuk Peterum Urung Tanjung Morawa dan Kanyak Br Barus yang menikah dengan Datuk Kandar Lengo Siperang.
Kelima anak dan menantunya ini merupakan pejuang-pejuang hebat yang terkenal dengan anti Siak dan wilayah-wilayah mereka adalah wilayah yang tidak mampu ditundukkan Siak.
Satu tahun setelah terjadinya Perang Sunggal Sultan Mahmud Perkasa Alam pun wafat dan digantikan oleh putranya Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam.
Saat itu yang mewakili Senembah dalam pengangkatan sultan adalah Sulong Bahar Barus pada tahun 1873 M. Tapi tidak lama setelah itu Sulong Bahar Barus justru terlibat dalam perlawanan kepada Sultan Deli dan Belanda dengan membantu Datuk Muhammad Dini Surbakti membakar bangsal-bangsal perkebunan tembakau.
Datuk Muhammad Dini Surbakti menurut kultur keluarga merupakan Anak Beru/Bere-bere dalam Adat Karo, (anak dari saudara perempuan/br. Barus dari Senembah).
Apalagi hubungan antara Senembah dan Sunggal sangat dekat sekali dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Bila yang satu mengalami masalah maka yang lainnya wajib membantunya. Mereka selalu bahu membahu melawan musuh-musuhnya sehingga kerajaannya tidak pernah kalah dalam peperangan.
Bahu membahu itu disebabkan karena hubungan perkawinan antara keturunan dari kedua Kerajaan tersebut.
dari Tulisan di atas di peroleh catatan yaitu :
1. Senembah dan Sunggal, merupakan Kerajaan yang berhubungan baik.
2. Senembah merupakan Kalimbubu (pihak pemberi anak perempuan) kepada Sunggal, sehingga Sunggal merupakan Anak Beru dari Senembah.
3. Perang Karo/Sunggal/Tanduk Benua, merupakan perang bersama Sunggal, Senembah dan Tokoh-tokoh Karo lainnya dalam menentang kesewenang-wenangan Pengusaha Kolonial di masa itu.
Demikian informasi untuk kita
Bujur
Mejuah – Juah . .