Beritakaro

February 2025

SANGKEP NGGELUH adalah Sistem sosial budaya suku karo

2025-02-15T01:57:17+00:00

Ketika menghadiri berbagai kegiatan pesta Kalak Karo baik pesta perkawinan maupun acara adat berduka cita di berbagai jambur. Tidak pernah terdengar istilah "Rakut Sitelu". Namun kita hanya selalu dihadapkan dengan istilah "Sangkep Nnggeluh". Orang Karo dalam sistem sosial dan adat istiadat nya diatur belandaskan "Sangkep Nggeluh" yang terdiri dari empat elemen, bukan "Rakut Sitelu". Sangkep Ngeluh dalam sistem sosial dan adat istiadat Karo terdiri dari : 1. Sembuyak. 2. Senina 3. Kalimbubu 4. Anak Beru. Sembuyak serupa tapi tidak sama dengan senina. Serupa karena sesama "sukut" dalam setiap hajatan tetapi beda.! Dimana bedanya.? Bedanya adalah karena Sembuyak diatur oleh aturan [...]

SANGKEP NGGELUH adalah Sistem sosial budaya suku karo2025-02-15T01:57:17+00:00

BATAK & PEMBATAKAN – Propaganda “SOSPOLEK” Bernuansa Sentimen yang Berakar Pada Sejarah Luar Sumatera

2025-02-15T01:24:52+00:00

Pembatakan berkedok Persamaan Angka dan prosentase dalam postingan kompas tentanh jumlah sarjana yang dihasilkan dalam kategorisasi Masyarakat Kebudayaan ini didapat dari menyertakan suku - suku lain yang merupakan cultural society asli Sumut yang tidak dikategorikan "Melayu" kemudian disebut sebagai "Batak". Wajar jika kemudian ketika Masyarakat Karo menyampaikan klarifikasi kebudayaan berjudul ; "KARO BUKAN BATAK" muncul suara - suara sumbang ber narasi ; "Orang lain sudah bicara bagaimana cara ke bulan, kalian masih membahasa soal kesukuan, dasar orang - orang dung* terbelakang, pantas ga maju - maju" Itulah argumentasi yang diciptakan dan didoktrinkan pihak - pihak yang terganggu [...]

BATAK & PEMBATAKAN – Propaganda “SOSPOLEK” Bernuansa Sentimen yang Berakar Pada Sejarah Luar Sumatera2025-02-15T01:24:52+00:00

KARO BUKAN BATAK

2025-02-15T01:01:58+00:00

PERNYATAAN TANTA GINTING MENYEBUT KARO ITU BUKAN BATAK MEMANG SUDAH TEPAT Jawaban singkat Tanta cukup banyak memberi respon positif dan negatif dari berbagai netizen. Sebagian netizen yang mayoritas Karo menyambut positif sikap Tanta J. Ginting dalam mengkoreksi sapaan host IMA Award 2016 yang mengucapkan salam Horas dan menyebutnya seorang Pria Batak. Nah, ini alasannya mengapa Karo itu berbeda dengan Batak. 1. Orang Batak berasal dari Raja Batak. Orang Karo percaya bahwa nenek moyang mereka berbeda. Ketika kita berbicara mengenai orang Batak, tak pelak kita akan berbicara mengenai salah satu suku di Indonesia. Yang saya tahu, Batak itu ada [...]

KARO BUKAN BATAK2025-02-15T01:01:58+00:00

January 2025

MENGAPA KATA “BATAK” MENJADI KONTOVERSIAL..?

2025-01-07T01:07:51+00:00

Fenomena terjadinya penolakan menjadi “Batak” oleh suku Pakpak, Karo, Simalungun dan Mandailing sebenarnya bukan cerita baru. Bahkan pada 1922 Mandailing telah menang perkara di pengadilan dan tidak mau disebut Batak. Istilah "Batak" awalnya digunakan oleh kolonial Belanda untuk mengidentifikasi kelompok etnis di Sumatera Utara yang belum terpengaruh Islam dan memiliki budaya yang berbeda dari Melayu. Istilah ini mencakup beberapa suku, seperti: 1. Suku Toba 2. Suku Karo 3. Suku Simalungun 4. Suku Mandailing 5. Suku Pakpak 6. Suku Angkola Istilah “Batak” juga dapat kita telaah dari aspek sejarah, politik, ekonomi, budaya, adat istiadat, bahasa, dan juga tanah ulayat. Awalnya, istilah [...]

MENGAPA KATA “BATAK” MENJADI KONTOVERSIAL..?2025-01-07T01:07:51+00:00

Penyebaran Wilayah Suku Karo

2025-01-05T12:28:14+00:00

Berdasarkan asal usul dan kampung yang dibangun serta ditinggali oleh kelompok marga, maka suku Karo sudah lama menyebar ke berbagai daerah di kepulauan Sumatera. Marga Sembiring Kembaren di Abad XVI sudah ada yang tinggal di Pagaruyung (Sumatera Barat) dan Bangko (Jambi); marga Tarigan Kerendam menjadi Sultan di Siak; dan marga Ginting Pase pendiri dan menjadi cikal bakal Kerajaan Samudra Pasai di Aceh. Di Propinsi Aceh, banyak etnis Karo tinggal di daerah: Kluet, Singkil, Alas, dan Gayo; kemudian menyebar ke wilayah: Tapanuli, Simalungun, Dairi, Deli Serdang, Langkat, dan sekitarnya. Sebelum Kolonial Belanda datang, tanah ulayat adat Karo yang disebut Tanah Karo, [...]

Penyebaran Wilayah Suku Karo2025-01-05T12:28:14+00:00

BATAK KARO SEBAGAI “THESIS” DAN KARO BUKAN BATAK SEBAGAI “ANTITHESIS”

2025-01-05T11:35:48+00:00

Pernyataan Karo bukan Batak tersirat dari berbagai karya tulis ilmiah oleh mereka para ahli dan guru besar dari berbagai perguruan tinggi yang reputable dari seluruh dunia. Pernyataan tersebut adalah berkat dari hasil penelitian mereka dari berbagai, data, literatur dan faktualitas lapangan yang bersifat Antropologis, Sosiologis, Historis, Arkeologis, Linguistik dan kajian literatur ilmiah lainnya. Mereka yang menyiratkan bahwa Karo Bukan Batak dalam karya literatur imiahnya antara lain adalah : 1. Prof. Herry Truman Simanjuntak. 2. Dr. I Ketut Wiradnyana. 3. Dr. Yetno Suprayitno. 4. Prof.Bungaran Simanungkalit. 5. Dr. Ichwan Azhari. 6. Dr. Edward Simanungkalit. 7. Dr. Juara Ginting 8. Dr. [...]

BATAK KARO SEBAGAI “THESIS” DAN KARO BUKAN BATAK SEBAGAI “ANTITHESIS”2025-01-05T11:35:48+00:00

KUTA TENGGING (TONGGING) TANAH ULAYAT GINTING MUNTE BUKAN PARNA

2025-01-05T11:29:24+00:00

Tongging yang mulanya Kuta Tengging terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumut. Sejarah Tongging, adalah Merga Ginting Munte yang dikenal dengan Raja Urung Tongging. Raja Urung merupakan gelar atau penyematan oleh Belanda. Raja Urung Tongging ini, adalah anak Raja Urung Ajinembah (Raja Balasore Ginting Munte). Ginting Munte dalam sejarah melawan Belanda yang mengusir Batak di Desa Pengambaten (1930). Belanda memanfaatkan Batak untuk menguasai Tanah Karo. Dan sampai sekarang, Batak mengklaim Suku Karo dalam 5 puak Batak (Batak Karo), seperti di Pusuk Buhit. Menurut ilmuwan, Si Raja Batak adalah mitologi, seperti banyak buku menuliskan Mitologi Si Raja Batak. Ginting Munte [...]

KUTA TENGGING (TONGGING) TANAH ULAYAT GINTING MUNTE BUKAN PARNA2025-01-05T11:29:24+00:00
Go to Top